Minggu, 31 Mei 2009

Pangkak Gasing, Permainan Rakyat Yang Harus Dilestarikan

Pangkak Gasing, Permainan Rakyat Yang Harus Dilestarikan

Sebanyak 49 pemain gasing unjuk kekuatan dalam pergelaran Gawai Dayak Naik Dango di Kota Singkawang. Pertandingan permainan rakyat dengan bermodalkan kayu dan tali itu digelar di Stadion Kridasana, Senin (25/). Pemenang dalam pertandingan itu harus membuktikan bawah gasing miliknya mampu menahan dari serangan gasing- gasing lain yang dilempar para pemain lawan. Para pemenang juga harus membuktikan diri sebagai pelempar yang terbaik.


Dalam permainan gasing dikenal istilah pemangkak dan yang dipangkak. Pemangkak adalah pemain yang diberikan kesempatan untuk memangkak atau melempar gasing yang dipasang pemain lain.

Sementara istilah yang dipangkak adalah gasing yang dipasang oleh pemain. Gasing yang dipangkak ini berkewajiban untuk menahan serangan dari para pemain lain atau pemangkak.

”Para pemangkak ini bisa mendapatkan nilai bila ia mampu memukul keluar gasing yang dipangkak. Begitu juga yang dipangkak dikatakan menang bila mampu bertahan dari pangkaan pemain lain,” kata Koordinator Permainan Gasing, Leo Dedi Andjio saat ditemui.

Dedi mengatakan sejauh ini permainan gasing semakin tenar di masyarakat. Untuk perayaan Gawai Dayak Naik Dango permainan rakyat ini tidak pernah tertinggal dilombakan. Agar permainan gasing bisa diterima semua pihak, cara bermainnya mulai diatur dengan dilengkapi peraturan peraturan lainnya, seperti ukuran dan berat gasing.

”Ukuran dan berat gasing telah diatur, namun saya lupa berapar ukuran dan beratnya,” kata Dedi menerangkan.(PDE)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar