Minggu, 31 Mei 2009

Besok Offroader Adu Nyali

Besok Offroader Adu Nyali

SINGKAWANG-Besok, Minggu (31/5) pagi bertempat di Palm Beach Singkawang offroader akan adu nyali. Wali Kota Singkawang, Hasan Karman memastikan membuka acara tersebut. “Persiapan panitia sudah selesai,” kata Ketua Panitia Pelaksana, Letkol Inf Bambang, kepada Pontianak Post, kemarin. Bambang dan beberapa panitia pelaksana sedang berada di lokasi untuk melihat persiapan terakhir dalam perhelatan dalam rangka HUT Bhayangkara ke 63 ini. Menurut Bambang, gawe ini akan dibuka secara resmi oleh wali kota.

“Kita sudah menghubungi wali kota dan sudah menyatakan kesiapannya,” kata Bambang. Kapolres Singkawang, AKBP Subnedih yang juga panitia pelaksana mengakui, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian dalam rangka menjadikan Kota Singkawang sebagai kota pariwisata. “Kegiatan yang kita laksanakan tersebut tentu bertujuan untuk menarik wisatawan datang ke Singkawang. Singkawang sudah ditetapkan menjadi daerah tujuan wisata. Jadi, berbagai kegiatan akan dilaksanakan demi menunjang pariwisata,” katanya.

Ditempat yang sama juga akan dilaksanakan berbagai lomba yang dilaksanakan oleh Kreativitas Pencinta Onthel Singkawang (KROPOS). KROPOS pun sudah melakukan berbagai persiapan dengan membuat rute yang akan dilintasi para maniak onthel. Menurut Ketua KROPOS, Mulyadi Qamal didampingi Ketua Panitia Pelaksana, Amrul atau biasa dipanggil Ucok, kegiatan KROPOS diawali dengan berangkat bersama-sama dari Stasiun KROPOS di depan Kota Indah Jalan Diponegoro.

Semua peserta, kata Mulyadi, sudah berada di lokasi sebelum pukul 5.30 WIB. Sebab, pukul setengah enam itu, semua peserta akan berangkat dengan menggunakan sepeda onthel masing-masing. Selanjutnya, kata Mulyadi, kepolisian akan mengawal keberangkatan peserta.

“Kepada bukan peserta dan pemilik onthel pun dipersilakan mengikuti kegiatan tersebut. Kita bersilaturahmi antarpemilik onthel,” kata Mulyadi. Event KROPOS kali pertama ini disambut oleh banyak pihak dengan baik dan akan dibuka secara resmi oleh Kapolres Singkawang, AKBP Subnedih. (zrf)

Tiga Daerah Gagas Air Bersih Bersama

Tiga Daerah Gagas Air Bersih Bersama

Singkawang-Bengkayang, Tiga daerah otonom, yakni Kabupaten Bengkayang, Kota Singkawang dan Kabupaten Pontianak duduk satu meja membahas kebutuhan air bersih bersama bagi masyarakat di Mess Bengkayang, Rabu (27/5) siang. Para pengambil keputusan menyadari air bersih begitu penting dan mendesak. Bupati Bengkayang, Drs Yacobus Luna memaparkan, Kabupaten Bengkayang dengan gunung dan hutan yang masih asri memiliki potensi resapan air. Selain itu, Bumi Sebalo memiliki sumber air bersih yang mampu disuplai bagi Kota Singkawang dan Kabupaten Pontianak.


"Hasil survei konsultan menyatakan, ketersediaan air di Bumi Sebalo mampu menangani bagi 10 ribu konsumen. Saat ini, baru dimanfaatkan untuk mengaliri 2 ribu pelanggan," ungkapnya. Luna juga menjelaskan, distribusi air yang digunakan lebih banyak dengan sistem gravitasi. Hal ini tentu membuat biaya operasionalnya menjadi lebih murah bila dibandingkan dengan sistem pompanisasi. Sumber air yang ditawarkan adalah Riam Marum yang memiliki debit air andalan rata-rata sebesar 2,492 meter kubik per detik.

"Pertemuan ini untuk menyatukan persepsi. Bengkayang punya peluang dan potensi kekayaan alam berupa air dari gunung," harap Luna. Pada kesempatan yang sama, Walikota Singkawang, Hasan Karman SH MM mengatakan, PDAM Kota Singkawang sedang melakukan pembenahan dan penataan administrasi pasca penyerahan dari kabupaten induk. Melihat sumber air yang dimiliki Kabupaten Bengkayang, ia menilai dapat menjadi salah satu solusi dalam memecahkan masalah air bersih di Kota Singkawang. Dia berpendapat, pertemuan ini akan terus berlanjut dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih. Sejumlah tahapan tentu akan dilalui, termasuk pembahasan dengan DPRD.

"Persoalan air bersih harus segera diselesaikan. Kalau tidak nanti kita yang disalahkan oleh anak-cucu kita," ucapnya yang memandang kebutuhan air bersih sebagai kebutuhan kemaslahatan umat. Pemerintah Kabupaten Pontianak juga mengalami permasalahan distribusi air bersih bagi warganya. Wakil Bupati Pontianak, Drs Rubijanto juga memandang ketersediaan air di Kabupaten Bengkayang dapat menjadi salah satu solusi terhadap permasalahan air bersih sebagai kebutuhan yang vital.

Hasil ekspos yang dilakukan oleh Ir Kusdinar Kartasasmita, Konsultan BPT Untan, memaparkan sejumlah potensi ketersediaan air di Kabupaten Bengkayang. Mulai dari debit air, distribusi, pipanisasi hingga alternatif investasi dan kelembagaan dari pengelolaan yang dapat dilakukan.

Ketiga daerah pun sepakat untuk menindaklanjuti pertemuan tersebut. Sejumlah kepala SKPD dan instansi terkait ikut dalam ekspos yang digelar. Ditemui terpisah, Plt Direktur PDAM Kota Singkawang Emy Erwanda mengakui, banyak keluhan yang datang dari warga masyarakat Kota Singkawang terkait masalah air bersih ini. Lebih jauh dia mengatakan daerah lain seperti Pontianak juga menemui kendala yang sama.

Sementara itu, anggota DPRD Kota Singkawang Nicolaus Unung mendukung kerjasama penyediaan air bersih tiga daerah. Dia yakin kontinuitas sumber air bersih di Riam Marum mampu bertahan hingga puluhan tahun ke depan. Pasalnya, kelestarian hutan lindung di sana betul-betul terjaga. Selain melibatkan pemerintah, juga perlu partisipasi masyarakat. "Status hutan lindung menjadi jaminan," paparnya. (man)

Hari Ini, Wisata Bahtera Singkawang Digelar

Hari Ini, Wisata Bahtera Singkawang Digelar

Singkawang, Lomba Foto "Wisata Bahtera Singkawang" siap digelar di Pasir Panjang dan Sinka Island Park selama dua hari sejak hari ini, Jumat (29/5). Demikian dikemukakan Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Singkawang, Drs Syech Bandar MSi, kemarin.


"Keaslian ide, kreativitas, kecocokan tema, keunggulan teknik dan estetika menjadi kriteria penilaian," ungkapnya seraya mengatakan lomba ini terbuka untuk umum.. Foto landscape keindahan pantai dan laut di Kota Singkawang menurut Bandar, menjadi tema lomba. Lebih jauh dia menyatakan peserta tidak diperkenankan melakukan rekayasa digital yang ekstrim terhadap foto. Sebaliknya cropping, resize, rotasi, desaturasi dan pengubahan warna diperkenankan.

"Fotographer senior Jumadi Loka bersama rekan menjadi juri," paparnya. Senada, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Singkawang Arief Fahmi memastikan, pihaknya turut mendukung perlombaan tersebut. Dalam bentuk kepanitian, juri, penyediaan speed boat dan tim sebagai peserta.

"Melalui lomba ini, kita ingin memperkenalkan kekayaan ekosistem laut di Singkawang. DKP punya kewajiban untuk menjaga kelestarian segala potensi laut yang tidak dibatasi wilayah territorial," bebernya. Mancing pada Wisata Bahtera dipastikan Arief turut mengedukasi penggunaan alat tangkap ramah lingkungan. Dia memastikan, warga sekitar kepulauan dan pantai peduli terhadap kelestarian ekosistem laut. Hanya saja "orang luar" yang notabene hanya hadir dan langsung pergi, diperkirakan suka menggunakan alat tangkap yang merusak.

"Selain harus selektif terhadap alat tangkap, juga kita jadwalkan mengidentifikasi keindahan laut seperti karang dan kandungan lain," cetusnya. Wilayah konservasi laut disebut Arief, harus dijaga dari kerusakan secara besar-besaran. Sebaliknya, terbuka untuk pengembangan wisata maupun kegiatan lain yang peduli lingkungan.

"Kita telah melaksanakan patroli laut guna menertibkan nelayan yang menggunakan trawl," serunya. Sesuai dengan konfrensi kelautan di Menado beberapa waktu lalu, Arief menyatakan, secara nasional menargetkan identifikasi 10 juta hektare wilayah konservasi hingga tahun 2010. Beberapa tahun kemudian akan ditingkatkan.

"Untuk Singkawang, kita masih berencana melakukan identifikasi. Seputar luasan belum saya ketahui," timpalnya. (man)

Hasan Karman : Guru Harus Ikuti Perkembangan Teknologi

Hasan Karman : Guru Harus Ikuti Perkembangan Teknologi

Walikota Singkawang, Hasan Karman, S.H, M.M mengingatkan pada guru harus mengikuti perkembangan teknolgi pada zaman modern ini. Penguasaan teknologi itu diperlukan agar para guru tidak selalu tertinggal oleh zaman.


“Zaman sekarang serba modern, teknologi selalu bermunculan dengan kecanggihan yang dimiliki. Sebagai tenaga pendidik, saya mengingatkan agar para guru tidak tertinggal,” kata Hasan Karman pada ratusan guru yang mengikuti malam ramah tamah di SMKN 1 Kota Singkawang, pekan lalu.

Menurutnya bila guru tidak memahami teknologi, kemungkinan para guru itu akan menjadi bulan-bulanan para siswa yang kebanyakan telah mengerti. Bila itu terjadi, maka sangat mungkin para murid akan meremehkan para guru tersebut.

“Saat ini para siswa banyak yang paham dengan teknologi, jangan sampai para guru kalah dengan para siswanya"

Buis Bantatn Untuk ‘Jubata’

Buis Bantatn Untuk ‘Jubata’

Gawai Dayak Naik Dango merupakan bentuk rasa syukur masyarakat Dayak kepada Jubata atau Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya pada para petani dalam mengolah lahan pertanian, khususnya hasil berladang. Dalam Gawe Dayak Naik Dango, kerap kali diramaikan dengan kegiatan persembahan.


Ketua Dewan Adat Dayak Kota Singkawang, Aloysius Kilim mengatakan, dalam Adat Dayak Kanayant, acara persembahan dikenal dengan buis bantatn. Buis bantatn ini berupa seperangkat bahan persembahan yang disajikan yang diperuntukkan kepada Jubata atau Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk memperkenalkan kepada warga, ritual buis bantatn ini dipergakan dalam acara penutupan naik Gawe Dayak Naik Dango Kota Singkawang, Rabu (27/5).

Buis bantatn itu diikuti semua paguyuban. Masing masing paguyuban membawa barang sesembahannya. Kemudian, semua berkumpul menjadi satu untuk mengikuti ritual yang dipimpin oleh seseorang yang telah dipercayai.

Buis bantatn merupakan satu dari puluhan bahkan ratusan istilah. Dikatakan, masing masing sub suku Dayak memiliki istilah tersendiri. Akan tetapi, perbedaan istilah tidak mengubah substansi dan tujuannya sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada hambahNya.

Sesuai kepercayaan masyarakat Dayak, barang-barang yang kerap kali disajikan untuk dipersembahkan itu terbagi dua. Pertama, dikenal dengan kepala buis, ke dua lebih dikenal dengan bobotn manuk.

Kepala buis berisikan, panekng unyit mata beras atau beras yang dicampur dengan kunyit. Ai’ ka solekng atau air dalam bamboo, ai’ basasah nyangkama’ buis supaya ame babadi ba mangka’ baik kapayangahatn mau pun ka diri’ semua, yang dalam bahasa Indonesia berarti air untuk membersihkan semua agar upacara adat tidak berefek negatif bagi imam dan warga lainnya.

Kepala buis juga berisi baras atau bantatn, adalah sebagai pangalap, mataki jubata nang mao disaru’. Menjemput dan memberitahu kepada yang Maha Kuasa untuk dapat menghindari halangan pesta yang diselenggarakan.

Beras sasah, beras dicampur ai’, yang tujuannya nyasah kata nang cabar atau ina’ sinunuh, membersihkan mungkin ada kata kata warga yang salah dihadapan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Langir minyak juga menjadi bagian kepala buis. Kulit langir yang dicampur minyak makan yang bertujuan meminta palaju’, palayo’ supaya pakarajaatn berhasil. Artinya kulit buah langir dicampur minyak makan yang bertujuan agar yang dikerjakan membawa keberhasilan.

Dalam buis bantatn juga terdapat tapukng tawar, tujuannya kade’ diri’ mengalami kecelakaan, misalnya luka terkena benda tajam. Luka itu kemudian ditawari dengan tepung tawar.

Untuk babotn manuk berisikan angkak yang terdiri dari tuju rusuk babont. Ada juga sigah, bamapm, kobet, karama panyangahatn, serta yang terakhir adalah rangkakng manok dan ati manok.

Semua sesajian yang akan dipersembahkan dimasukkan dalam satu wadah. Kebanyakan, wadah yang dipergunakan adalah nyiru’ atau tampi’. Setelah semua siap, semua yang dipersembahkan itu dibacakan atau dibekali dengan mantara atau doa doa yang dilafalka oleh seseorang yang dipercaya memimpin.(PDE)

PDAM Tak Habis Tuai Keluhan

PDAM Tak Habis Tuai Keluhan

SINGKAWANG– Masalah PDAM tak kunjung habis. Sampai dengan saat ini masih banyak keluhan warga terkait pendistribusian air bersih ke konsumen. Hendri (23), salah seorang warga Kelurahan Mayasofa Kecamatan Singkawang Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bengkayang, mengeluhkan air yang kotor. Meskipun, menurut dia, jalannya air sudah lancar. “Airnya jalan dan lancar, namun kotor dan tidak layak untuk digunakan buat mandi dan minum,” kata Hendri kepada Pontianak Post kemarin.


Ia mengaku, tidak tahu apa penyebab kotornya air yang sampai ke rumahnya tersebut. Hendri bilang, banyak juga warga lain yang mengeluhkan masalah kebersihan air tersebut. “Banyak warga yang mengeluhkannya. Sebabnya apa kita tidak tahu. Airnya masih belum layak digunakan untuk mandi dan minum. Sekarang kalau untuk mandi menggunakan air sumur, dan minum masih mengandalkan air hujan,” katanya.

“Paling air ledeng digunakan untuk mencuci motor. Cuci baju dan perkakas rumah tidak bisa. Karena kotor tadi,” tambah Hendri. Ia berharap, agar ada solusi yang terbaik dari Pemerintah Kota Singkawang bagi masyarakat terkait masalah air bersih ini.

“Tolonglah pemerintah mencarikan solusi, mengingat air merupakan kebutuhan dasar masyarakat dalam kehidupan. Apalagi saat ini musim kemarau,” harapnya.

Plt Direktur PDAM Kota Singkawang Emy Erwanda ditemui terpisah membenarkan memang masih banyak keluhan yang datang dari warga masyarakat Kota Singkawang terkait masalah air bersih ini. “Kalau keluhan, masihlah. Bukan hanya kita saja, tapi Pontianak dan lainnya juga ada masalah,” kata Emy kemarin. Ia enggan berbicara lebih lanjut terkait masalah PDAM tersebut. Meletakan kebutuhan air bersih bagi masyarakat merupakan suatu yang urgen, Pemerintah Kota Singkawang, Pemerintah Kabupaten Bengkayang, dan Pemerintah Kabupaten Pontianak duduk satu meja membahasnya. Ketiga daerah sepakat untuk mencarikan solusi yang terbaik, pada ekspos Pembangunan Prasarana Air Bersih Lintas Kabupaten dan Kota, Rabu (27/5), di Mess Bengkayang.

Pemerintah Kabupaten Pontianak juga mengalami permasalahan distribusi air bersih bagi warganya. Wakil Bupati Kabupaten Pontianak, Drs Rubijanto juga memandang ketersediaan air di Kabupaten Bengkayang dapat menjadi salah satu solusi terhadap permasalahan air bersih sebagai kebutuhan yang vital.Dari hasil ekspos yang dilakukan oleh Ir Kusdinar Kartasasmita, Konsultan BPT Untan, memaparkan sejumlah potensi ketersediaan air di Kabupaten Bengkayang. Mulai dari debit air, distribusi, pipanisasi hingga alternatif investasi dan kelembagaan dari pengelolaan yang dapat dilakukan.Ketiga daerah itu sepakat untuk menindaklanjuti pertemuan yang berlangsung. Sejumlah kepala SKPD dan instansi terkait ikut dalam ekspos yang berlangsung. Dari hasil pertemuan itu, masing-masing daerah akan membahas dilingkungannya secara internal. Namun harapan besar dari pertemuan yang berlangsung adalah menyediakan sumber air bersih bagi masyarakat secara keseluruhan. (ody)

Razia PETI Harus Jalan Terus

Razia PETI Harus Jalan Terus

SINGKAWANG-Ketua Komisi C DPRD Singkawang, Suganda Gani memberikan apresiasi terhadap kesungguhan dari Pemerintah Kota Singkawang khususnya dinas terkait dalam penertiban PETI yang ada di Kota Singkawang. “Kita memberikan apresiasi. Selain kepada pemerintah kita juga memberikan apresiasi kepada Polri dan TNI yang telah berupaya maksimal menekan PETI yang beroperasi di Kota Singkawang,” kata Suganda, kemarin. Menurut Suganda, tidak ada kata terlambat bila pemerintah mau melakukan demi tidak tercemarnya Danau Serantangan dan tempat lainnya.


“Saat ini, banyak air yang keruh dan tidak bisa digunakan untuk air bersih. Aliran air sudah banyak yang tercemar. Kita khawatir bila terus menerus PETI ini beroperasi, masyarakat akan terkontaminasi dengan mercury yang sangat berbahaya bagi kesehatan,” kata Suganda.

Maraknya PETI, tak terlepas dari peran penjual air raksa. Menurut dia, polisi harus bisa menemukan penjual air raksa sehingga mampu memutuskan mata rantai maraknya PETI tersebut. Selain itu, kata dia, diduga ada pemodal yang berasal dari Jakarta dan mengrekrut pekerja berasal dari Singkawang, Kabupaten Landa, Sanggau dan tempat lainnya. “Kita sudah memperoleh informasi, maraknya PETI di Kota Singkawang ada pemodal dari Jakarta termasuk di Singkawang,” kata Suganda.

Cuma, pemodalnya, kata dia, sering tidak pernah terusik. Padahal, katanya, pemodal pasti diketahui. Selain itu, Suganda mengherankan mengapa operasi penertiban PETI sering bocor, sehingga para pekerja kabur dan hanya hanya mesin-mesin saja yang tertinggal. “Setiap kali akan dilakukan razia atau operasi penertiban PETI baik itu dilakukan oleh kepolisian maupun pemerintah selalu saja bocor. Ada apa sebenarnya,” kata Suganda dengan nada bertanya. Suganda pun minta kepada pemerintah dan pihak terkait untuk terus menerus melakukan razia.

“Jangan melakukan razia sekali-kali. Bila perlu sesering mungkin. Kan, ada dana yang dialokasikan dalam anggaran. Buat apa dianggarkan kalau dana itu habis tak karuan. Alangkah baiknya, digunakan sebaik mungkin. Sekarang saja, sudah tepat melakukan razia, walaupun tak pernah menemukan pemodal maupun pekerja dompeng tersebut,” kata Suganda. (zrf)